Wednesday, May 30, 2012

Terrifier (2011) : Badut, ayo kita basmi

"Sorry tidak ada quote dari film ini, tapi....Badut itu seremmm"


Kemarin malam saya lagi asyik mengunjungi beberapa website horror, dan ada sebuah review yang membuat saya tertarik.Review tersebut mengulas tentang film Terrifier. Setelah membaca reviewnya saya tertarik untuk melihat film ini. Film ini menceritakan tentang seorang badut pembunuh, jika anda phobia kepada badut (istilah kerennya Coulrophobia) sebaiknya anda jangan lihat film ini.


Terrifier menceritakan tentang seorang wanita (Marie Maser) yang sedang dalam perjalanan pulang, dari sebuah shooting film.Karena bensin pada mobilnya hampir habis, Ia pun mampir pada sebuah pom bensin. Disana ia melihat seorang pria dengan kostum badut (Mike Gianelli) sedang di tendang keluar, karena telah mengotori dinding wc dengan kotoran dan air seninya. Badut itu pun akhirnya pergi karena si penjaga pom mengancam akan memanggil polisi.

Setelah si badut pergi maka dimulailah proses pengisian bensin (Iyalah masa isi pulsa). Tidak beberapa lama terdengar suara dari dalam, si penjaga pun masuk ke dalam untuk melihat sumber suara tersebut. Dikarenakan ini adalah film Horror maka sudah dapat dipastikan itu merupakan ide yang buruk. Setelah beberapa lama menunggu dan si penjaga tidak kunjung kembali, maka si wanita pun memutuskan untuk masuk dan mencari si penjaga (Ide buruk nomor 2)


Siap untuk acara ulang tahun, telepon segera
Ternyata si penjaga telah dibunuh, dan sedang dalam proses dipotong – potong oleh si badut. Menyaksikan hal tersebut si wanita tentu saja kabur, dan mencoba menelpon polisi, sayangnya handphonenya low batt (Klise sekali). Tiba – tiba saja si badut muncul di sisi jalan, bagaimana caranya dia muncul di situ? jangan ditanya saya juga tidak tahu. Sepertinya si badut tidak akan berhenti sampai ia berhasil mendapatkan si wanita. Apakah si wanita akan lolos? Ataukah dia akan tertangkap?

Terrifier merupakan film horror yang pendek, hanya berjalan sekitar 18 menit saja. Tapi karena pendek itu maka jalan cerita berjalan dengan baik, tanpa ada filler untuk memperpanjang durasi film. Film ini tentunya tak mungkin bagus tanpa dukungan pemain yang baik, dan si wanita dan si badut sebagai tokoh utama bermain dengan sangat baik. Sang wanita berhasil menunjukan ekspresi takut dan frustasi  dengan meyakinkan, sedangkan body language dari sang badut meyakinkan bahwa dia adalah seorang psychopath, ini penting karena Art si badut tidak pernah berbicara sedikitpun. Salah satu aspek menarik lainnya adalah efek – efeknya, saya peringatkan jika anda mudah takut jangan lihat film ini (Sedikit reverse psychology untuk anda,lol).

Satu – satunya yang kurang dari Terrifier mungkin akhirnya, ini karena saya lebih menyukai happy ending (siapa sih yang nggak?). Akhir dari film ini agak membuat saya depresi, tapi merupakan ending yang sempurna bagi film ini. Seperti biasanya saya akan memberikan satu nasihat terakhir. Badut. Itu. Menakutkan. Seriously jika anak anda ulang tahun, jangan undang badut. Ini akan membuat anak anda trauma seumur hidup. Hey jika anda tidak bisa mempercayai perkataan seorang blogger yang menyedihkan, siapa lagi yang bisa anda percaya?.

Oh iya check out this site, ini tempat saya melihat review film ini Damien Leone's "TERRIFIER": A Horrifying Harlequin
Silahkan saksikan film Terrifier: